Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 30, 2014

SEBISA AKU

Kemarin gerimis mengundang laraku. Aku duduk diantara keheningan sore itu. Ku lihat butiran yang jatuh dari langit membasahi tanah dan rerumputan. Mereka mungkin senang, pohon mendapatkan minuman yang segar. Ya menyegarkan dahaganya. Makhluk lain berlindung di reranting pohon yang teduh. Namun hujan yang membasahi pipi ku bukanlah hujan itu. Gerimis yang menyelimuti duka ku begitu menyakitkan. Butiran yang jatuh menetes dari kelopak mata yang sembab begitu dingin terasa. Lalu aku pun bangkit dari tempatku. Ku tadahkan tangan menampung butiran-butiran itu. Sambil terus menitihkan hujan dihatiku. Akhirnya hujan pun berhenti. Tak ku rasakan lagi tetesan hujan jatuh di kedua tanganku. Saat itu juga ku hentikan tangisku yang penuh kemalangan sisa masa lalu yang kelam itu.

DERITA

Merpati mulai mengudara ketika fajar mulai tiba Saat tangis kepergian mengema disetiap celah Harapan indah terbayang sudah di muka mereka Ketika mata berkaca-kaca kala harapan membumbung di udara Katanya mereka pergi mencari nafkah Ke rumah-rumah tuan dan nyonya Memang manis pertama rasanya Pelan-pelan jadi pahit sesudahnya Di hina, di caci maki, tidak di beri makan, bahkan dirajam Jadi makanan sehari-hari Harusnya tak di anggap pahlawan Pergi mencari nafkah malah pulang membawa luka

Tidak, Bukan Air Keruh tapi Air Got

Air selalu mengalir di tempat yang sama, bermuara ke sungai jua. Tak peduli ia air bersih, air bersih yang jernih, air yang keruh, air got, air comberan, dan air apapun ia tetaplah air yang akan bermuara di tempat yang sama. Hanya nasib mereka saat itu yang menentukan siapa dia. Jika air bersih yang jernih dipakai mandi, kelak ia menjadi air got yang bercampur dengan air comberan. Pada suatu ketika ia tidak akan dibutuhkan lagi, namun pada saat ia telah bermuara lagi ke sungai maka ia bisa di olah menjadi air bersih lagi. Bukan soal air jernih dan comberan, jika kau air comberan kelak kau menjadi air bersih yang ia butuhkan. Dan ketahuilah kamu pun kelak akan menjadi belatung yang bahkan tak ingin disentuh siapapun. Dunia akan terus berputar seperti roda api yang kelak akan membakarmu!! Maka jangan sombong akan kehidupanmu sekarang, kita manusia, makhluk Tuhan yang mempunyai nasib yang ditakdirkanNya.