Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

GORESAN TINTA KEHIDUPAN

Hadir kembali Haru mengisi Sesal menganti Tapi tak mengapa.. Persahabatan yang runtuh Menjauh lalu kelam Di lingkaran hanya kosong membentang Kemudian putih, hanya putih tanpa ada kamu! Lingkaran itu tertutup sudah Tak bisa dimasuki kembali Tak juga bisa dicari lagi Semua sudah usai, tak pernah pergi tapi tak pernah kembali. Dari terbit fajar hingga terbentang petang Dari ramai hingga menjadi sunyi Dari senang hingga jadi sedih Dari dulu hingga sekarang sesal mengisi Buku harian telah terisi, Penuh oleh cerita keseharian Tinta hitam, merah, dan biru menggoreskan setiap baitnya Rekaman itu berisi simbol-simbol yang kita tahu! Hanya kita. 29 Oktober 2015

KADO YANG INDAH

Bertemu dalam suka Berpisah dalam duka Terkadang seseorang yang diingat tak pernah mengingat Terkadang seseorang yang dilupa tak pernah melupa Begitu kisah perjalanan panjang dibentang Maka akhir cerita akan terus bersambung Jadi biarlah hanya seorang yang mengingat kisah lalu Biarlah tersimpan dalam kotak kenangan agar tak menguap dipermukaan Bulan boleh berseri bertemu bintang, Mentari boleh tersenyum diperaduan Maka biarkan kupeluk seberkas kisah lalu dalam dekapan sebagai kado terakhir yang indah! Palembang, 16 Oktober 2015

CINTA DAN MAKNA

Setusuk rasa Sesakit kata dan Seindah mutiara Ada kala lara menghujani Ada juga suka menghampiri Namun lara dan suka silih menganti Cinta dan perasaan Rasa dan kegelisahan Kecemburuan dan penghianatan Kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan Kenikmatan dan kesengsaraan bergulat pada keseharian Ada cinta juga makna, itulah kisah. 28 April 2015 Yang tersayang, tak terlupakan.

Puisi Kemerdekaan

JATI DIRI BANGSA Karya Aminah Empat lima, tahun empat lima Tujuh puluh tahun lepas sudah Engkau berdiri lepas dari penjajah Lepas dari kebodohan dan mencoba bangkit dari keterpurukan Empat lima, 1945 sejarahnya Sejarah kemerdekaan Indonesia Kemerdekaan yang diisi perjuangan Perjuangan membangun negeri pertiwi Jadi apa kini bumi pertiwi para pejuang telah pergi tiada penganti dan pengisi semua pada asyik sendiri Kapan merah putih kembali lagi Kini putih susah dicari, sedang Merah hilang tak tercari Kemana merah dan putih dicari Pemuda pemudi patah berganti Hanya sedikit yang mengabdikan diri Sekelumat janji tinggallah janji karena jati diri belum mengilhami Palembang, 17 Mei 2015

Tanda Silang (Tuhan Ampuni Kami)

Memeluk bulan Mencumbui senja Menggengam cinta dalam deburan ombak Hanyut ditelan samudra kebiruan Melintang duri tajam di perbatasan Membentuk jalan menuju tanda silang Jalur merah terbentang di peraduan Semu membayang dalam relung terdalam Menapaki haluan tak berujung Mencumbui malam hingga petang Membentang tabir terang sang fajar Sirna ditelan awan kebiruan Hidup mati tak jadi pikiran Ibadah dan takwa jadi pertimbangan Hari akhir pasti kan datang Ampuni kami Tuhan.. Palembang, 23 Agustus 2015

KOKO BERBATIK MERAH

Tentang koko berbatik merah Tentang cinta tanah kelahiran Tentang hidup keras menantang Tentang senja tempat pulang Ini tentang kekaguman, kesuksesan, dan keindahan Ini tentang dunia fana fatamorgana yang indah Ini juga tentang aku, menanti diam-diam di satu tokomu Ini bukan hanya itu, juga bukan hanya ini Engkau lenyap dalam keramaian Juga hadir tanpa penantian Meskipun diam dalam keheningan Lantas pergi tanpa berpamitan

SATU DASAWARSA

Satu dasawarsa hampir dilalui, Satu langkah menjauhi, Seribu kali rasa pedih. Kutinggalkan kenangan ini, lagi ku terhempas kerinduan masa lalu. Semakin sakit saat merindui, meski kembali kesedihan menghantui. Suram, senyap, dan getir Pencampuran imaji kelam Inginku kembali Inginku menguasai Inginku merajut lagi Asa itu ada dalam sanubari Asa dengan rasa Asa dengan cinta

HANYA LAMUNAN

Apabila kata bisa menyuratkan semua, akan kubuat untaian kata terindah untukmu. Tak bermakna memang, tak penting bagimu (iya?) Atau malah tak membekas di kalbumu. Indah... waktu dulu beranjak, taman bunga bak negari saat kedua rasa, mata, hati, dan hasrat berpadu. Dingin malam menyesatkan diri saat kau bersandar dibahu. Keramaian jadi statis selayaknya adegan yang hanya kita pelaku utamanya. Genggamanmu kemudian jadi penguatku, penuntunku, bahkan tak ingin ku lepaskan. Melodimu mengantarkan ku tidur melepas penat keseharian, denting telepon, sms jadi sesuatu yang kutunggu. Kemudian deting terakhir itu terbalut dalam sepinya malam. Lalu kau menghilang. Kau ada namun melupakan. Kini kau hanya jadi lamunan.

RASA DAN KATA

Setusuk rasa Sesakit kata Seindah mutiara Ada kala lara menghujani Ada juga suka menghampiri Namun lara dan suka silih menganti Cinta dan perasaan Rasa dan kegelisahan Kecemburuan dan penghianatan Kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan Kenikmatan dan kesengsaraan bergulat pada keseharian Ada cinta juga makna, itulah kisah 28 April 2015 Yang tersayang, tak terlupakan.

RASA DAN KATA

Setusuk rasa Sesakit kata dan Seindah mutiara Ada kala lara menghujani Ada juga suka menghampiri Namun lara dan suka silih menganti Cinta dan perasaan Rasa dan kegelisahan Kecemburuan dan penghianatan Kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan Kenikmatan dan kesengsaraan bergulat pada keseharian Ada cinta juga makna, itulah kisah 28 April 2015 Yang tersayang, tak terlupakan.